PERTEMUAN I
Pendahuluan
a.
Logika berasal dari kata Yunani yaitu Logos, yang
berarti Ucapan, Kata, Pengertian, Pikiran, Ilmu.
b.
Dalam Logika dipelajari aturan – aturan atau patokan –
patokan yang harus diperhatikan dalam untuk dapat berpikir
dengan tepat, teliti, dan teratur, agar mencapai kebenaran.
c.
Berdasarkan cakupan Logika tersebut maka yang dimaksud
dengan logika adalah ilmu dan kecakapan menalar,
berpikir dengan tepat.
d.
Penalaran adalah suatu bentuk Pemikiran
untuk mencapai suatu kebenaran
e.
Bentuk – bentuk pemikiran dalam Logika mulai dari yang
sederhana sampai yang paling tinggi yaitu, Pengertian atau Konsep (consept),Proposisi atau
Pernyataan (Statement), dan penalaran (reasioni).
Ketiga bentuk pemikiran ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena tidak
ada proposisi tanpa adanya pengertian dan tidak ada penalaran tanpa proposisi.
Maka untuk memahami penalaran, ketiga bentuk pemikiran harus dipahami bersama –
sama.
A. Pengertian
a.
Pengertian terbentuk dari hasil aktivitas observasi
indera yang biasa juga disebut dengan data empiric karena bersal dari
pengalaman empirik
b.
Pengertian adalah sesuatu yang abstrak
c.
Bentuk pikiran tidak selalu dapat diungkapkan dengan
sempurna untuk itu diperlukan symbol untuk
menunjukan pengertian tersebut. Simbol yang biasanya digunakan adalah bahasa. Dalam bahasa pengertian
(konsep) itu lambangnya adalah Kata, Penggunaan kata yang tepat menentukan ketepatan
suatu pengertian.
B. Proposisi
a.
Bersamaan dengan tersusunnya suatu pengertian maka
tersusun pula suatu proposisi
b.
Dalam proses pembentukan proposisi terjadi suatu
pengertian (konsep) yang menerangkan pengertian (konsep) yang lain atau
pengertian yang diingkari oleh pengertian yang lain.
Contoh:1. Anak kecil itu menangis
S P
S menerangkan P atau S = P
2. Anak kecil itu tidak menangis
S P
S mengingkari P atau S
P

c.
Dalam proses pembentukan proposisi terjadi juga
pengakuan bahwa memang benar atau memang salah, jadi proposisi itu mengandung
sifat benar saja atau salah
saja, tidak mengandung kedua – duanya secara bersama – sama.
d. Proposisi dalam bahasa dilambangkan dengan
kalimat berita.
e. Berdasarkan sifatnya proposisi terbagi
menjadi dua macam yaitu proposisi empiric dan proposisi mutlak. Proposisi empiric adalah proposisi
yang harus diteliti dulu kebenarannya atau kesalahannya melalui kegiatan
observasi empiric. Proposisi Mutlak
adalah proposisi yang jelas dengan sendirinya kebenarannya tanpa perlunya
observasi empiric.
Contoh
proposisi mutlak: Semua Manusia di muka bumi ini akan meninggal.
C. Penalaran
a.
Proses berpikir dimulai dengan Observasi indera
yang menghasilkan suatu pengertian, dari pengertian- pengretian tersebut
tersusun suatu proposisi dan secara bersamaan dari beberapa proposisi yang sama
tersusun proposisi baru, proposisi baru tersebut adalah penalaran
Contoh:
Premis1 : Logam 1 dipanaskan memuai
Premis 2 : Logam 2 dipanaskan memuai
Premis 3:
Logam 3 dipanaskan memuai
Premis 10:
Logam 10 dipanaskan memuai
Konklusi :
Semua logam dipanaskan memuai
Dari pengamatan 10 logam yang dipanaskan memuai maka diperoleh suatu proposisi baru atau penalaran bahwa semua logam apabila dipanaskan akan memuai.
\ b. Dalam penalaran proposisi yang menjadi dasar
penyimpulan disebut dengan
Premis, sedangkan proposisi baru sebagai penalaran disebut dengan Konklusi.
b. Penalaran secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu
1.
penalaran induktif
2.
penalaran deduktif.
Penalaran Induktif atau induksi adalah penalaran
yang konklusinya lebih luas dari
premisnya. Penalaran deduktif atau
deduksi adalah penalaran yang
konklusinya tidak lebih luas dari premisnya
Contoh :
Penalaran
Deduktif
Premis : Semua benda yang dipanasi memuai
Premis :
Besi dipanasi
Konklusi : Besi itu
memuai
Penalaran
Induktif
Premis : Logam I dipanasi
memuai
Premis : Logam II dipanasi
memuai
Premis : Logam III dipanasi
memuai
Konklusi : Semua Logam dipanasi akan memuai
D. Logika Formal
Logika formal adalah
logika yang hanya membahas bentuk penalaran.
Dalam consensus sekarang ini yang dimaksud dengan logika adalah logika
formal.
E. Hukum Penyimpulan
Penalaran
adalah proses berpikir, yang berdasarkan premis yang benar menarik konklusi
yang benar pula. Hubungan kebenaran antara premis dan konklusi tersebut disebut
dengan hukum penyimpulan. Macam- macam
hukum penyimpulan adalah:
a. Apabila premisnya benar, konklusi
penalaran benar
b.
Apabila konklusi penalaran salah, maka premisnya
juga salah
c. Apabila premisnya salah, konklusi
penalaran dapat benar dapat salah
d. Apabila konklusinya benar, premis
penalaran dapat benar dapat salah
F.
Logika Kelas dan Logika Proposional
G.
Sistem Lambang Logika Proposional
H.
Perakit/ Penghubung
F.
Logika Kelas dan Logika Proposional
Logika
Proposional adalah membahas logika dalm bentuk simbolik , yang ditulis dengan
lambang.
G.
Sistem Lambang Logika Proposional
Sistem
lambang dalam logika proposional diantaranya adalah perakit atau penghubung,
yaitu:
~ lambang negasi,
dalam bahasa: “tidak, Bukan , non, dan sebagainya”
Ù lambang konjungsi, dalam bahasa “ dan,
tetapi, meskipun dan sebagainya”
Ú lambang disjungsi, dalam bahasa “atau”
É atau ® lambang implikasi, dalam bahasa,
“Jika/kalau…..maka…”
Û lambang biimplikasi, dalam bahasa,”
Jika/kalau dan hanya jika/kalau….”
Fungsi dari perakit tersebut adalah merakit
pernyataan sehingga menjadi pernyataan majemuk atau merakit variabel –
variabel, variabel variabel tersebut dalam logika simbolik biasanya
dilambangkan dengan, p, q dan r
Contoh: p Ù q
Q
Ú r dan lain – lain
H.
Perakit/ Penghubung
Perakit
adalah penghubung proposisi tunggal menjadi proposisi majemuk.Perakit terdiri
dari, negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi. Untuk negasi
sepintas bukan merupakan perakit karena hanya bentuk pengingkaran tapi
sebenarnya pengingkaran itulah yang merupakan perakitnya.
Contoh:
1. Negasi
p : Jakarta Ibu Kota RI
~p : Jakarta
Bukan ibu kota RI
2. Konjungsi
r : Ima anak pandai
s : Ima anak cekatan
r Ù s :
Ima anak pandai dan cekatan
3. Disjungsi
p :
Aku tinggal di Indonesia
q :
Aku belajar Bahasa Inggris sejak SMP
p Ú q : Aku
tinggal di Indonesi atau belajar Bahasa Inggris sejak SMP
4. Implikasi
p :
Burung memiliki sayap
q :
Burung dapat terbang
p ® q : Jika
burung memiliki sayap maka burung dapat terbang
5. Biimplikasi
p :
2 bilangan genap
q :
3 bilangan ganjil
p Û q : 2
bilangan genap jika hanya jika 3 bilangan ganjil
bagus materinya, tapi kurang lengkap
BalasHapusbagus materinya, tapi kurang lengkap
BalasHapustolong tuliskan nama jelas penulisnya ya lain kali
BalasHapusBagus.. makasih atas materi nya
BalasHapusbisakah aku minta tolong untuk buat karangan terkait dengan ilmu administrasi
BalasHapusArtikelnya Membantu saya banyak di mengerti...
BalasHapusMy blog
Terimakasih sangat membantu
BalasHapusTerimakasih sangat membantu
BalasHapusBagus, tp klo bisa lebih lengkap
BalasHapusTerimakasih.....
BalasHapus